Jl. Balai Kota No.2, Kesawan, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara 20231, Indonesia
Old City Hall is a Historical landmark located at Jl. Balai Kota No.2, Kesawan, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara 20231, Indonesia. It has received 44 reviews with an average rating of 4.6 stars.
Monday | 6AM-10PM |
---|---|
Tuesday | 6AM-10PM |
Wednesday | 6AM-10PM |
Thursday | 6AM-10PM |
Friday | 6AM-10PM |
Saturday | 6AM-10PM |
Sunday | 6AM-10PM |
The address of Old City Hall: Jl. Balai Kota No.2, Kesawan, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara 20231, Indonesia
Old City Hall has 4.6 stars from 44 reviews
Historical landmark
"Berdasarkan catatan sejarah yang ada, gedung balai kota lama ini dulu dikenal dengan Gemeentehuis yang dibangun pada tahun 1908 dengan hasil rancangan Biro Arsitek Hulswit"
"Gdung Balai Kota Lama Medan yang terletak di sisi barat lapangan Merdeka, dibangun pada tahun 1906 oleh kantor Konsultan Arsitektur Hulswit & Fermont, Weltevreden, yang bekerjasama dengan konsultan Ed Cuypers dari Amsterdam"
"Gedung Balai Kota Lama Medan adalah bangunan kolonial yang terletak di Jalan Balai Kota, Medan, Sumatera Utara"
"Bangunan ini dulunya adalah bagian dari bangunan Bank Indonesia yang ada di sebelahnya, lalu, mungkin, menjadi balaikota ketika masa kolonial karenanya ia juga terletak di titik nol Kota"
"The Old Medan City Hall was built in 1908 during the Dutch colonial period"
Berdasarkan catatan sejarah yang ada, gedung balai kota lama ini dulu dikenal dengan Gemeentehuis yang dibangun pada tahun 1908 dengan hasil rancangan Biro Arsitek Hulswit. Pada tahun 1913, gedung ini mengalami penambahan berupa jam dinding besar yang ditempelkan di bagian atas bangunan bantuan pengusaha China Tjong A Fie yang saat itu dapat mengeluarkan bunyi carillon. Lalu, pada tahun 1923, gedung ini kembali mengalami renovasi. Gedung Balai Kota Lama ini sempat terbengkelai ketika Gedung Balai Kota Baru mulai dibangun pada tahun 1990. Namun setelah di belakangnya dibangun Grand Aston Hotel, bangunan tersebut tetap dipertahankan bentuknya dan malah terawat serta boleh digunakan sebagai penunjang hotel tersebut kendati kepemilikannya masih berada di Pemerintah Kota (Pemkot) Medan. Konon, bangunan ini pada zaman kemerdekaan dulu tercatat ada dua belas walikota yang berkantor di gedung tersebut, mulai dari Luat Siregar (1945) hingga yang terakhir, H. Agus Salim Rangkuty (1990). Meskipun bangunan tersebut telah berusia ratusan tahun lebih, akan tetapi secara fisik masih memancarkan pesonanya yang anggun dan antik. Sedangkan secara kesejarahannya, gedung ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB) berdasarkan UU Cagar Budaya Nomor 10 Tahun 2010 dan Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan Nomor 2 Tahun 2012
Gdung Balai Kota Lama Medan yang terletak di sisi barat lapangan Merdeka, dibangun pada tahun 1906 oleh kantor Konsultan Arsitektur Hulswit & Fermont, Weltevreden, yang bekerjasama dengan konsultan Ed Cuypers dari Amsterdam. Bangunan Balai Kota Lama Medan, dari masa kolonialisme memang berdiri bersebelahan dengan gedung Bank Indonesia. Pada awalnya bangunan tersebut diperuntukkan kantor Javasche Bank. Kemudian dibeli oleh Dewan Kota Medan, sebagai tempat kantor mereka. Sejak saat itulah daerah sekitar bangunan Balai Kota menjadi pusat kegiatan komersial. Selain itu, menjadi kawasan tempat tinggal orang-orang Eropa yang bekerja sebagai pegawai dan pengusaha perkebunan. Pada masa itu, dewan Kota Medan dibentuk sejak tahun 1909 dan mayoritas anggota adalah orang Eropa. Seiring dengan perkembangan Kota Medan, pada tahun 1917 Dewan Kota membuka kesempatan bagi orang Pribumi, Tionghoa dan India untuk menjadi anggota dewan. Pada tahun 1918, Baron Mackay terpilih menjadi Walikota pertama kota Medan. Lalu, beliau menggunakan gedung Balai Kota untuk pertama kalinya. Selanjutnya, di tahun yang sama juga dilakukan pemungutan suara untuk memilih wakil orang pribumi dan Tionghoa. Raja Gunung dan Muhammad Syaaf terpilih menjadi anggota dewan kota, mewakili orang pribumi dan Tan Boen An untuk etnis tionghua.
Gedung Balai Kota Lama Medan adalah bangunan kolonial yang terletak di Jalan Balai Kota, Medan, Sumatera Utara. Gedung ini dibangun pada masa Hindia Belanda tahun 1908 oleh Hulswit & Fermont dan direnovasi tahun 1923 oleh Eduard Cuypers (sepupu Pierre Cuypers), arsitek bangunan kolonial ternama lainnya di Hindia Belanda. Gedung Balai Kota merupakan kilometer nol di Medan. Gedung ini awalnya dibangun untuk De Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia), lalu dibeli oleh pemerintah kota Medan. Loncengnya disumbangkan oleh Rumah Tjong A Fie pada tahun 1913. Gedung Balai Kota ini kini menjadi bagian dari kompleks hotel dan perkantoran Grand Aston City Hall Medan, dan kini difungsikan sebagai restoran.
Bangunan ini dulunya adalah bagian dari bangunan Bank Indonesia yang ada di sebelahnya, lalu, mungkin, menjadi balaikota ketika masa kolonial karenanya ia juga terletak di titik nol Kota. Salah satu bangunan sisa kolonial yang masih atau bernasib sangat bagus berdiri karena masih berdiri utuh di kawasan Kesawan yang penuh bangunan lama yang sekarang tidak sepenuhnya utuh atau sudah hampir runtuh seperti bangunan Het Warenhuis di belakang gedung PT. Lonsum. Balaikota lama ini sekarang menjadi foyer Hotel Grand Aston.
The Old Medan City Hall was built in 1908 during the Dutch colonial period. The building was designed by C. Boon, an architect for the Deli Group. The City Hall is kilometre zero in Medan, and was originally built for De Javasche Bank (now Bank Indonesia), but was instead purchased by the City Council of Medan. Its bell was donated in 1913 from the Tjong A Fie Mansion. Medan City Hall is now owned and managed by the Grand Aston City Hall hotel-office-retail complex, situated just behind it.
Bangunan ini sudah cukup tua. Merupakan bangunan peninggalan bersejarah dan kantor Walikota Medan pada zaman Pemerintahan Kolonial Belanda. Dulu bangunan ini kurang terawat sebelum dikelola oleh Grand Aston. Sekarang sangat cantik setelah pengelolaannya diambil alih pihak Hotel Grand Aston. Namun sekarang tempat ini tidak lagi terbuka untuk umum. Pengunjung umum hanya bisa menikmati keindahan bangunan ini dari luar atau dari Lapangan Merdeka.
Bangunan Balai Kota Lama adalah salah satu bangunan peninggalan Belanda di Kota Medan. Gedung ini dulunya merupakan kantor Balai Kota Medan dan saat ini menjadi bagian dari Hotel Grand Aston.
tempata yang berkesan
Waktu kunjungan
Hari kerja
Waktu antrean
Tanpa mengantre
Sebaiknya buat reservasi
Tidak
Old town city ...simbolis kota medan sejak tahun 1900 an ....
Salah satu Gedung tua di medan yg msih terawat
boleh dicoba ni, yang lagi liburan di medan.
Staff yang ramah, pelayanan sangat baik.
Ini merupakan titik nol di daerah Medan
Pemandangan artistik di pusat kota
Good historical area at Medan
Salah satu gedung bersejarah
Staf nya ramah banget...
Menarik sekali
Tempat santai
Sangat bagus
…
mantap
Keren
Bsgus
مدري